Jakarta - Tim sukses Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto tidak acuh terhadap hasil hitung cepat Pilpres ini. Tim Mega-Prabowo menilai Pilpres sudah cacat sejak awal sehingga siapapun yang menang, tetap saja bermasalah.
"Bagi saya quick count bukan hasil akhir. Tetapi jauh sebelum hasil Pilpres kita melihat kondisi seperti ini, terlalu banyak rekayasa masalah. Saya kira ini satu indikasi kecurangan," ujar anggota tim sukses Mega-Prabowo, Fadli Zon ketika dihubungi detikcom, Rabu (8/7/2009).
Menurut Fadli, hasil Pilpres ini sudah bermasalah sejak awal. "Apapun hasilnya dan siapapun yang menang dalam Pilpres, ini bermasalah," imbuh dia.
Masalah pertama, yaitu masalah daftar pemilih tetap (DPT). DPT sudah bermasalah sejak lama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan sebelum Pilpres. Malahan, kemarin KPU pun mengakui kalau DPT bermasalah.
"Kita bisa melihat berbagai indikasi kecurangan cukup besar. Beberapa pantauan termasuk media TV, ada di Papua mencontreng nomor urut 2 satu orang berkali-kali. Ini di berbagai tempat, kasuistis. Tapi kalau banyak akhirnya jadi sistematis," tutur Fadli.
Kemudian dalam proses sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU), alat peraga contreng mengarahkan untuk memilih gambar di tengah.
"Jadi saya tidak heran kalau hasilnya seperti ini. Cuma apakah ini absah? Apakah jurdil? Siapapun pemenangnya, kita bicara masalah sistem yang jauh hari sebelum Pilpres," gugat Fadli.
( nwk / iy )
Dapatkan Info Pilpres terkini. Ketik *123*1*9*1# lalu OK/YES dari HP Anda. Khusus pelanggan Indosat.
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!
Klik Duit Untuk Anda
"Bagi saya quick count bukan hasil akhir. Tetapi jauh sebelum hasil Pilpres kita melihat kondisi seperti ini, terlalu banyak rekayasa masalah. Saya kira ini satu indikasi kecurangan," ujar anggota tim sukses Mega-Prabowo, Fadli Zon ketika dihubungi detikcom, Rabu (8/7/2009).
Menurut Fadli, hasil Pilpres ini sudah bermasalah sejak awal. "Apapun hasilnya dan siapapun yang menang dalam Pilpres, ini bermasalah," imbuh dia.
Masalah pertama, yaitu masalah daftar pemilih tetap (DPT). DPT sudah bermasalah sejak lama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan sebelum Pilpres. Malahan, kemarin KPU pun mengakui kalau DPT bermasalah.
"Kita bisa melihat berbagai indikasi kecurangan cukup besar. Beberapa pantauan termasuk media TV, ada di Papua mencontreng nomor urut 2 satu orang berkali-kali. Ini di berbagai tempat, kasuistis. Tapi kalau banyak akhirnya jadi sistematis," tutur Fadli.
Kemudian dalam proses sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU), alat peraga contreng mengarahkan untuk memilih gambar di tengah.
"Jadi saya tidak heran kalau hasilnya seperti ini. Cuma apakah ini absah? Apakah jurdil? Siapapun pemenangnya, kita bicara masalah sistem yang jauh hari sebelum Pilpres," gugat Fadli.
( nwk / iy )
Dapatkan Info Pilpres terkini. Ketik *123*1*9*1# lalu OK/YES dari HP Anda. Khusus pelanggan Indosat.
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!
Klik Duit Untuk Anda